Sikap Ayah Pengaruhi Perkembangan EQ Bayi? Bagaimana Bisa?
Assalamualaikum wr.wb.
Ayah Bunda, tahukah tentang EQ?
Nah,, pada kesempatan kali ini kita akan membahas Emotional Quotient (EQ) atau kecerdasan emosional. EQ adalah kemampuan mengenali perasaan sendiri dan perasaan orang lain, kemampuan memotivasi diri sendiri, kemampuan mengolah emosi dengan baik pada diri sendiri dan orang lain.
Sikap Ayah Pengaruhi Perkembangan EQ Bayi |
Sikap Ayah pengaruhi perkembangan EQ bayi?
bagaimana bisa?
Sikap ayah dari hari ke hari dan dari bulan ke bulan ternyata bisa mempengaruhi EQ bayi. Jika si Ayah suka menampilkan wajal sebal, si bayi konon mengamati dan ikut-ikutan menampilkan wajah sebal juga. Jika si Ayah suka cemburu, eh si bayi juga konon begitu juga.
Usia 0 - 3 Bulan
Hubungan emosional bayi dengan bundanya sudah ada sejak dalam kandungan, demikian kata sebagian pakar. Bayi bisa tahu bila bundaya dalam keadaan stres atau tenang. Jika bunda stres, biasanya bayi ikut rewel, cengeng, dsb. Jika bundanya tenang, bayi pun tenang. Jika saat ini bunda stres akibat kecemburuan ayah terhadap bayi (yang ditunjukkan lewat perbuatan atau kata-kata yang negatif), otomatis, bayi pun bisa merasakannya dan ikut-ikutan stres. Sebagian pakar lain mengatakan bahwa hubungan bayi dengan orangtuanya mulai terjalin saat ayah bundanya memberinya minum, menggendong, mendekap, dan menenteramkannya. Kualitas hubungan bayi dengan ayah bundanya di masa ini akan mempengaruhi proses perkembangan keterampilan sosialnya nanti. Jika kecemburuan ayah sampai memperburuk kualitas hubungannya dengan bayi, dikhawatirkan buruk pula proses perkembangan keterampilan sosial si kecil nantinya. Saat berusia 3 bulan, bayi mulai berminat berinteraksi sosial lewat tatap muka, terutama wajah kedua orangtuanya. Ia akan belajar banyak hal lewat pengamatan dan peniruan bagaimana 'membaca' dan mengungkap emosi. Inilah tahap untuk secara aktif mulai melatih emosi bayi. Apa jadinya bila ayah sering menampilkan wajah sebal atau malah membuang muka setiap kali bayi menatapnya? Maka bayi akan mengamatinya,membacanya, dan ikut-ikutan sering menampilkan wajah sebal.
Usia 6 - 8 Bulan
Di usia ini bayi mulai menemukan cara baru untuk mengungkapkan perasaan hatinya, Misalnya sedih, gembira, takut, marah, dsb. kepada sekelilingnya. Jika sebelumnya ia hanya mampu memikirkan benda atau manusia yang ditatapnya saat itu, sekarang ia sudah bisa memindahkan perhatiannya sambil tetap mengingat objek/manusia tanpa harus menatapnya lagi. Kalau ia senang dengan bola merahnya, ia akan memandang orangtuanya atau orang lain sambil menyampaikan rasa senangnya (lewat senyum, ocehan, atau gelak tawa). Inilah dasar kemampuan untuk bermain dan berinteraksi secara emosional nantinya. Jika bayi lebih banyak merasa sedih/takut pada ayahnya yang galak atau ketus dibakar cemburu, ia akan selalu menatap sekelilingnya dengan ekspresi begitu pula. Mengenaskan, ya Bunda!
Usia 9 - 12 Bulan
Di rentang usia ini, bayi mulai memahami bahwa manusia dapat membagi gagasan dan emosi mereka satu sama lain. Bila ayah atau bunda bertanya kepada bayi, "Dedek lagi kesal, ya?", bayi dapat memahami bahwa orangtuanya ternyata bisa membaca atau mengetahui suasana hatinya. Dengan kata lain bayi mulai memahami bahwa dengan menunjukkan ekspresi tertentu, ia atau orang lain dapat berbagi emosi. Jika ayah yang cemburu kepada bayi selalu menunjukkan ekspresi negatif (acuh takacuh, sebal, kesal, dsb.), bayi pun mengetahui suasana hati ayahnya sedang tak bersahabat. Dan jika bayi selalu menjumpai ayahnya dalam keadaan seperti ini, ia pun cenderung menghindar dari sang ayah. Dengan begini, bayi akan kekurangan kasih sayang ayah. Padahal, menurut Robin Skynner, pendiri dan pengajar pada Institute of Family Therapy, Inggris, kehadiran seorang ayah yang penuh kasih sayang di samping bayi kelak akan membantu si bayi menghadapi berbagai masalah dan kelompok yang lebih dari dua orang.
Selain perkembangan EQ, penuhi juga kebutuhan IQ buah hati melalui kegiatan bermain sambil belajar di sekolah. Ini dia Tempat Penitipan Anak (Baby School, Playgroup) yang Aman, Nyaman, dan Edukatif.